Pemanfaatan Potensi Lingkungan Sekitar Melalui Ekowisata Berkelanjutan sebagai Implementasi SDG 8, 12, dan 15 di Nologaten
Submitted by admin on Fri, 2025-11-28 15:56
Nologaten, Yogyakarta - Upaya pengelolaan lingkungan secara mandiri oleh warga Nologaten terus menunjukkan dampak positif. Kawasan ini kini dikenal sebagai ekowisata berkelanjutan yang tumbuh dari kesadaran ekologis masyarakat tanpa intervensi besar dari pihak luar. Pengelolaan yang telah berjalan selama beberapa waktu ini menjadi contoh nyata keberhasilan implementasi tiga tujuan Sustainable Development Goals (SDGs): SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), SDG 12 (Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan), dan SDG 15 (Ekosistem Daratan).
Melalui kegiatan observasi dan peliputan oleh Kelompok 2, yang beranggotakan Andias Azfarul, Novita Dian Susilowati, Diva Regina Sembiring, Maessa Andrea Valenia, dan Sesa Nugroho Satriva, terungkap bahwa ekowisata Nologaten berkembang atas inisiatif warga yang memanfaatkan potensi lokal secara bijak dan kreatif. Masyarakat berhasil menghadirkan ruang wisata edukatif berbasis lingkungan dengan konsep yang melekat kuat pada keberlanjutan.
Salah satu area utama yang menjadi daya tarik pengunjung adalah pendopo terbuka yang berfungsi sebagai ruang bersantai, berdiskusi, hingga tempat berkumpulnya komunitas. Pendopo ini menjadi titik temu antara warga dan wisatawan untuk mengamati aktivitas ekowisata, sekaligus ruang pembelajaran terkait pengelolaan lingkungan. Keberadaan pendopo memperkuat suasana alami dan memperlihatkan bagaimana ruang publik dapat dirancang dengan tetap menjaga harmoni dengan lingkungan.
Ekowisata ini juga menonjol melalui pemanfaatan tanaman produktif, terutama tanaman cabai yang ditanam di berbagai sudut kawasan. Selain mempercantik area, tanaman cabai menjadi sarana edukasi mengenai pertanian sederhana dan pemanfaatan pekarangan rumah. Upaya ini sejalan dengan SDG 15 karena mendukung keberlanjutan vegetasi lokal serta memperkaya keanekaragaman hayati di lingkungan permukiman.
Tidak kalah menarik, kehadiran kolam koi di area ekowisata turut menambah nilai rekreatif dan edukatif. Kolam ini berfungsi sebagai sarana relaksasi sekaligus media pembelajaran tentang ekosistem air yang seimbang. Perawatan kolam dilakukan dengan sistem ramah lingkungan, termasuk pengelolaan air yang efisien, sehingga mendukung tujuan pelestarian ekosistem daratan dan perairan sederhana di tingkat lokal.
Dalam aspek konsumsi dan produksi berkelanjutan (SDG 12), masyarakat Nologaten telah melakukan berbagai inovasi berbasis daur ulang (recycle). Botol plastik diolah menjadi pot tanaman, limbah kertas dijadikan karya kreatif, dan sampah organik diubah menjadi kompos yang digunakan untuk merawat tanaman cabai dan berbagai vegetasi lainnya. Hasil daur ulang tidak hanya mempercantik kawasan, tetapi juga mengurangi volume sampah rumah tangga serta meningkatkan kesadaran warga terhadap pentingnya pemilahan dan pengolahan limbah.
Dari sisi ekonomi, aktivitas ekowisata dan produk hasil daur ulang membuka peluang penghasilan tambahan bagi warga sekitar, selaras dengan SDG 8. Pengunjung yang datang kerap membeli produk kreatif, jajanan lokal, hingga memanfaatkan area pendopo untuk kegiatan komunitas yang mendukung roda ekonomi mikro. Model ekonomi lokal yang terbentuk secara natural ini menjadi bukti bahwa keberlanjutan dapat berjalan berdampingan dengan pertumbuhan pendapatan masyarakat.
Menurut pengamatan Kelompok 2, ekowisata Nologaten menunjukkan bahwa pembangunan berkelanjutan dapat dimulai dari skala kecil namun berdampak besar. “Yang menarik dari Nologaten adalah sinergi antarwarganya. Mereka memanfaatkan apa yang ada, tanpa merusak, dan justru membuat lingkungan lebih hidup. Dari pendopo, kolam koi, tanaman cabai, hingga produk daur ulang semuanya terhubung dengan semangat SDGs,” ungkap salah satu anggota kelompok.
Dengan berbagai inisiatif yang mengalir dan saling terhubung, ekowisata Nologaten menjadi contoh inspiratif implementasi SDGs pada level komunitas. Kawasan ini tidak hanya menghadirkan keindahan lingkungan, tetapi juga pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan pelestarian alam yang berpadu secara harmonis.
